Minggu, 11 Agustus 2024

3.1.h Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 pengambilan Keputusan berbasis nilai nilai kebajikan sebagai pemimpin


 



Narasumber 1 dan 2

Andi Ahmad S.Pd

Kepala sekolah SMKN 1 Selayar, beliau mulai menjabat sebagai kepala sekolah di SMKN 1 Selayar mulai tanggal 31 Januari 2023 dengan jumlah siswa 823 orang. Lokasi SMK Negeri selayar, berada di jalan Pahlawan No. 31 Bonea benteng Utara selayar, SMK Negeri 1 Selayar memiliki 5 Jurusan yaitu Akuntansi, Perkantoran, Multi Media, TKJ, dan UPW 

Hj. Sri Samriana, S.Ag M.Si

 Kepala sekolah SLB Negeri Selayar, beliau mulai menjabat sebagai kepala sekolah di SLB Negeri Selayar mulai tanggal 31 Januari 2023 dengan jumlah siswa 59 orang dari tiga jenjang sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA, beliau juga adalah seorang Guru Penggerak mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 6

 

 

Tujuan Pembelajaran

 

CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.

 

Tujuan pembelajaran khusus

 

CCP mampu melakukan suatu analisa pada penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah sekitar lingkungan CGP

 

 Pendahuluan

 

 

Memasuki modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, pada program guru penggerak angkatan 10, tugas kali ini calon guru penggerak diarahkan untuk membuat tugas mewawancarai 2 atau 3 kepala Sekolah yang ada di sekitarnya. Pada kesempatan kali ini dengan mewawancarai kepala sekolah/pemimpin guna memahami dan menganalisa tentang praktik pengambilan keputusan selama ini di sekolah asal dan juga sekolah yang ada di lingkungannya. Hal ini diharapkan agar bisa menjadi pembelajaran bagi calon guru Penggerak. Adapun hasil wawancara ini nantinya akan dianalisis berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam Modul ini. Hasil analisis tersebut nantinya akan menjadi refleksi atas praktik pengambilan keputusan ketika berada di posisi dilema etika baik itu di sekolah asal ataupun di sekolah di lingkungan terdekat dengan CGP. Tujuan pembelajaran khusus CCP mampu melakukan suatu analisa pada penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah sekitar lingkungan CGP

 

Daftar Panduan Wawancara Kepala Sekolah

 

 

  • ·  Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
  • ·       Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
  • ·        Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
  • ·       Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
  • ·       Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
  • ·       Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
  • ·       Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
  • ·       Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

 

  Wawancara Narasumber 1

 

 

Kasus yang disampaikan oleh pak Andi Ahmad selaku kepala SMK Negeri 1 Selayar sebagai contoh penanganan dan pengambilan keputusan saat diwawancarai berkaitan dengan adanya siswa yang sengaja membolos dengan alasan membeli makan diluar area sekolah dengan alasan karena makanan yang di jual di kanting sekolah kurang enak. Kondisi tersebut diperparah oleh keadaan pagar sekolah yang rusak sehingga memudahkan akses untuk keluar masuk bagi siswa tanpa izin dari guru piket. Wawancara dilakukan di ruang terbuka berhubung ruangan kepala sekolah sedang dalam perbaikan pada hari Selasa tanggal 7 Agustus 2024 beliau menyambut baik diskusi bersama CGP tentang praktik pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Cara pak Andi panggilan akrab beliau dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di sekolah sepanjang kepemimpinan beliau, biasanya Pak Andi akan melakukan hal-hal seperti berikut: Mencari tahu data dan informasi dari berbagai pihak Memastikan siapa saja yang terkait Menentukan bobot kasusnya maksudnya bila Kasus untuk menentukan kebijakan keputusan Melakukan uji regulasi

 

Apabila terjadi kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar, seperti kasus anak membolos pada saat pembelajaran di sekolah sedang berlangsung tadi dengan alasan membeli makan diluar sekolah karena makanan yang di jual di kantin sekolah tidak sesuai dengan selera mereka. Cara yang diambil oleh Pak Andi dalam kepemimpinannya adalah beliau akan mengambil keputusan bijak sehingga anak tetap mendapatkan penanganan khusus. Adapun langkah-langkah Pak Andi lakukan dalam mengambil sebuah keputusan adalah dengan menganalisa kebermanfaatan dan kebaikan kedua belah pihak dalam kasus ini orang tua siswa dan sekolah mana keputusan itu bisa dipertanggungjawabkan. Hal-hal yang dianggap efektif oleh Pak Andi dalam mengambil sebuah keputusan adalah dengan menerapkan segitiga restitusi dalam mengidentifikasi masalah anak tersebut melibatkan kesiswaan serta guru BK bahkan orang tua dalam konferensi kasus Menurut Pak Andi tentang dalam menghadapi kasus adalah dilema etika pada kasus tersebut jika di lihat dari sudut kebenaran. Bahwa siswa tersebut tidak menyukai makanan yang ada di kantin sementara di satu sisi pagar sekolah memberikan akses yang mudah bagi merekan untuk keluar masuk area sekolah. Sementara untuk pagar sekolah adalah bagian dari sarana prasarana yang menjadi tanggung jawab sekolah.

 

Kasus dilema etika yang dialami oleh pak andi adalah prinsip berbasis rasa peraturan dengan paradigma jangka pendek melawan jangka panjang. Kenapa demikian karena menurut pak Andi ketika siswa keluar area sekolah dan tidak hadir dalam proses PBM dianggap melanggar tata tertib yang di tetapkan disekolah dan telah disepakati bersam dengan orang tua siswa. Dalam penyelesaian kasus dilema etika tersebut dan sebelum pengambilan keputusan Pak Andi membutuhkan waktu. Maksudnya dalam beberapa waktu Pak Andi  akan melihat perkembangan situasi dan kondisi menguji berbagai solusi hasil saran dari berbagai pihak yang dilibatkan, sampai pengambilan keputusan walaupun sebenarnya tidak ada waktu yang tepat ataupun baku untuk penyelesaian masalah dengan cepat dan tentunya lebih efektif dan tidak mengesampingkan prosedur. Pelibatan berbagai pihak seperti guru senior, kesiswaan Dan juga guru BK, wali kelas dan juga komite sekolah merupakan bagian cara untuk mempermudah dan membantu beliau dalam mengambil sebuah keputusan pada kasus dilema etika. Selain itu penerapan segitiga restitusi juga dapat membantu dalam penyelesaian masalah


Reflekasi Wawancara Narasumber 1

 

Pelajaran yang dapat saya ambil dari berbagi pengalaman mengambil keputusan oleh oleh pak Andi adalah sebagai seorang pemimpin harus memahami konteks masalah, memiliki data kasus dari berbagai sumber memiliki rasa peduli dan tanggung jawab, berpikir solutif dan adil dalam memahami regulasi. Selain itu juga seorang pemimpin harus memiliki keterampilan dalam berkoordinasi, komunikasi, dan berbagi strategi penyelesaian masalah 


 


 

Wawancara Narasumber 2

 

 

Kasus yang disampaikan oleh Ibu Sri Samriana selaku kepala SLB Negeri Selayar sebagai contoh penanganan dan pengambilan keputusan untuk masalah dilema etika yang terjadi disekolah. Saat diwawancarai berkaitan dengan adanya siswa yang siswa yang ingin masuk sekolah di SLB yang sudah memasuki usia 11 tahun namun di khawatirkan menganggu siswa yang terlebih dahulu sekolah di SLB apabila anak tersebut mulai dari kelas 1. Kondisi tersebut awalnya tidak diterima oleh pihak orang tua siswa karena mengingat anaknya sudah melewati usia anak sekolah. Wawancara dilakukan di ruang kepala sekolah pada hari Selasa tanggal 7 Agustus 2024 beliau menyambut baik diskusi bersama CGP terlebih karena beliau juga lulusan Program Guru Penggerak Angkatan 6 tentang praktik pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Cara Ibu Sri panggilan akrab beliau dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di sekolah sepanjang kepemimpinan beliau, biasanya Ibu Sri akan melakukan hal-hal seperti berikut: Mencari tahu data dan informasi dari berbagai pihak Memastikan siapa saja yang terkait Menentukan bobot kasusnya maksudnya bila Kasus untuk menentukan kebijakan keputusan Melakukan uji regulasi

 

Apabila terjadi kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar, seperti siswa yang sudah memasuki usia sekolah namun terlambat untuk didaftarkan di sekolah dengan mengambil alternatif siswa tersebut untuk sementara sekolah di pkbm dengan memberikan modul pembelajaran setelah masuk usia SMP barulah di terima di kelas 7. Cara yang diambil oleh Ibu Sri dalam kepemimpinannya adalah beliau akan mengambil keputusan bijak sehingga anak tetap mendapatkan penanganan sesuai dengan kasus yang dialami. Adapun langkah-langkah Ibu Sri lakukan dalam mengambil sebuah keputusan adalah dengan menganalisa kebermanfaatan dan kebaikan kedua belah pihak dalam kasus ini, orang tua siswa dan sekolah dimana keputusan itu bisa dipertanggungjawabkan. Hal-hal yang dianggap efektif oleh Ibu Sri dalam mengambil sebuah keputusan adalah dengan menerapkan kolaborasi dengan seluru guru yang ada di Sekolah SLB. Mulai dari pengumpulan data siswa usia sekolah namun putus sekolah serta alternatif yang bisa di berikan sebelum siswa tersebut di terima di sekolah SLB. Hal ini juga di lihat dari kemungkinan yang terjadi apa bila anak tersebut langsung di terima

 

Kasus dilema etika yang dialami oleh Ibu Sri adalah prinsip berbasis rasa Peduli dengan paradigma rasa kasihan melawan rasa keadilan lawan rasa kasihan. Kenapa demikian karena menurut Ibu Sri ketika kita menerima siswa tersebut maka otomatis beban pekerjaan guru pendampinya akan bertambah sebab beliau harus mengajari siswa tersebut dari awal sementara usianya sudah 11 tahu di takutkan akan menganggu siswa yang usianya lebih mudah sementara disatusisi ada program pemerintah mendata anak yang tidak sekolah padahal usianya sudah memasuki usia sekolah. Dalam penyelesaian kasus dilema etika tersebut dan sebelum pengambilan keputusan Ibu Sri membutuhkan waktu. Maksudnya dalam beberapa waktu Ibu Sri akan melihat perkembangan situasi dan kondisi menguji berbagai solusi hasil saran dari berbagai pihak yang dilibatkan, sampai pengambil


an keputusan walaupun sebenarnya tidak ada waktu yang tepat ataupun baku untuk penyelesaian masalah dengan cepat dan tentunya lebih efektif dan tidak mengesampingkan prosedur. Pelibatan berbagai pihak seperti guru senior, kesiswaan Dan juga  wali kelas dan juga komite sekolah merupakan bagian cara untuk mempermudah dan membantu beliau dalam mengambil sebuah keputusan pada kasus dilema etika. 

 

 

 Reflekasi Wawancara Narasumber 2

 

Pelajaran yang dapat saya ambil dari berbagi pengalaman mengambil keputusan oleh oleh Ibu Sri adalah sebagai seorang pemimpin harus memahami konteks masalah, memiliki data kasus dari berbagai sumber memiliki rasa peduli dan tanggung jawab, berpikir solutif dan adil dalam memahami regulasi. Selain itu juga seorang pemimpin harus memiliki keterampilan dalam berkoordinasi, komunikasi, dan berbagi strategi penyelesaian masalah

 

Daftar Tugas/Checklist Refleksi Wawancara: 

 

No.

Tugas

Ada (A)/

Tidak Ada (TA)

1.

Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Ada

2.

Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

Ada

3.

Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Ada

4.

Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

Ada

5.

Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

Ada

6.

Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari  materi yang Anda ingin sampaikan?

Ada

 

 

Hasil Analisa Wawancara

Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan? Sesuai hasil wawancara yang saya lakukan, para kepala sekolah tersebut melakukan pengambilan keputusan dengan : Yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi masalah Berdiskusi dengan seluruh komponen sekolah. Membuat keputusan yang berpihak pada siswa dengan bijaksana, bertanggung jawab, Hal-hal yang telah dilakukan oleh masing-masing kepala sekolah tersebut Menurut saya apa yang dilakukan oleh Kepala sekolah yang telah saya wawancarai sebetulnya sudah melaksanakan prinsip prinsip pengambilan keputusan yang bertanggung jawab seperti yang adal pada modul 3.1 antara lain memperhatikan empat paradigm dilema etika, tiga prinsip basis penyelesaian masalah dilema etika. 

Dalam langkah pengambilan keputusan sudah memuat langkah langkah pengambilan keputusan namun belum dilakukan secara runut dan lengkap akan tetapi tidak mengurangi proses uji hasil pengambilan keputusan Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan? Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa persamaan : Melakukan identifikasi masalah, mengumpulkan fakta-fakta Melakukan diskusi dan komunikasi dengan berbagai pihak terutama yang terlibat dalam masalah Perbedaan dari kedua kepala sekolah dalam mengambil keputusan : Kepala sekolah pertama dalam pengambilan keputusan lebih cederung ke prinsip basis peraturan mengingat peraturan sekolah di buat bersama dan di sepakati bersama jadi resiko kurang tepat dalam pengambilan keputusan lebih di minialisir Kepala sekolah kedua sudah melakukan hampir semua 9 langkah dalam pengambilan keputusan, membuat keputusan yang berpihak kepada siswa dan bertanggungjawab Menurut saya yang lebih menonjol dalam membuat keputusan sesuai langkah-langkah pengambilan keputusan dalam teori di modul 3.1 adalah kepala sekolah pertama karena merupakan lulusan guru penggerak angkatan 4 sehingga telah mampu memahami dilemma etika dan penyelesaiannya. 

 Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Rencana kedepannya para pimpinan tersebut jika menghadapi permasalahan dilemma etika ataupun bujukan moral akan melakaukan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan lebih lengkap termasuk pengujian dan investigasi opsi trilemma. Cara mengukur efektivitas pengambilan keputusan adalah dengan melakukan pengujian benar-salah, melakukan refleksi atas keputusan yang telah dibuat, serta meminta saran dan masukan dari pihak lain yang terkait dalam pengambilan keputusan tersebut.

Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam setiap permasalah dilema etika baik ketika berhdapan dengan masalah murid maupun ketika ada kolega guru yang menemui masalah dilemma etika saya akan menawarkan mereka untuk mengambil keputusan sesuai 9 langkah pengambilan dan keputusan yang telah saya pelajari. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Kamis, 01 Agustus 2024

Ekplorasi Konsep - Forum diskusi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin


 

Kasus 1

    Pak Frans merupakan guru matematika di SMP Karunia. Pak Frans dikenal sebagai guru yang rajin, ramah, penyabar, dan disukai murid-muridnya. Suatu hari ia sedang mengajar di kelas 8A, guru piket tergopoh-gopoh tiba di depan kelasnya dan mengatakan ada ayahnya Andreas, salah satu murid di kelas 8A di ruang tamu sekolah. Guru piket mengatakan pada pak Frans bahwa ayahnya Andreas ingin menjemput Andreas dan memintanya untuk membantunya bekerja di ladang. Ia juga mengatakan bahwa ayah Andreas datang sambil marah-marah bahkan mengacung-acungkan parang.  Pak Frans pun memanggil Andreas dan mengatakan bahwa ia dijemput ayahnya pulang. Andreas langsung memohon sambil menangis agar Pak Frans tidak mengizinkan ia pulang bersama ayahnya. Andreas berkata ia ingin belajar di sekolah dan ia takut dimarah-marahi oleh ayahnya bila membantu ayahnya di ladang, bila melakukan kesalahan sedikit saja.  Pak Frans bimbang, antara memenuhi permintaan Andreas atau tidak.  Dalam situasi dan kondisi seperti itu, akhirnya Pak Frans memutuskan untuk membawa Andreas ke ruang kepala sekolah, dan meminta saran dari kepala sekolah.  Bila Anda adalah kepala sekolahnya, saran apa yang akan anda berikan pada Pak Frans, dan apa alasannya?

Analisis dilema etika pak frans adalah mengizinkan siwa tetap belajar atau pulang bersama ayahnya

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Jawab: Paradigma yang terjadi pada kasus 1 adalah keadilan lawan rasa kasihan dan nilai-nilai yang bertentangan dalam kasus tersebut adalah tanggung jawab dan kedisiplinan.

  1. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).

Dalam situasi kasus 1 tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan sekolah. justru pelanggaran hukum yang dilakukan orangtua dengan membawa senjata tajam (parang) kesekolah, saat menjemput anak.

Siswa tersebut merasa terancam oleh tingkah orangtuanya, anak merasa takut dan mengatakan jika dia diladang berbuat salah akan dimarahi ayahnya, selain itu terdapat pelanggaran hak asasi, anak dijemput ke sekolah saat jam pelajaran berlangsung untuk membantu bekerja di ladang, dalam kondisi emosional marah dan memegang senjata tajam (parang).

  1. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi).

Ada pelanggaran peraturan, yakni orang tua datang dengan membawa parang dengan emosi yang tidak terkontrol, dan menyuruh si anak pulang disaat anak masih melakukan proses pembelajaran di kelas.

  1. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi).

Pada situasi ini benar jika saya mengizinkan anak tetap belajar, dikarenakan anak berhak mendapatkan pengajaran dan pendidikan di sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, anak berhak mendapatkan perlindungan dari sekolah, terlebih situasi ini terjadi pada saat jam pembelajaran berlangsung dan masih dalam kondisi jam sekolah.

Saya merasa orang tua Andreas tidak memiliki pemahaman akan pentingnya anak untuk mendapatkan pendidikan dan yang bertanggungjawab penuh dalam bekerja adalah orang tua.

  1. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?

Jika keputusan yang saya ambil menjadi viral saya tetap tenang, saya nyaman, hal ini bisa menjadi pemahaman untuk orang tua lainnya, bahwasanya diperlukannya sopan santun dalam bersikap dan tidak seenaknya saja melanggar hak asasi anak, walaupun anak kandung sendiri.

Anak bukanlah sapi perah yang bisa dipekerjakan kapan saja sesuai kemauan orang tua.

  1. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Pada situasi ini, saya memiliki keyakinan keputusan yang saya ambil akan didukung oleh panutan saya, dikarenakan keputusan yang saya ambil bukanlah tanpa sebab.

Karena bagi panutan saya, anak merupakan seorang insan yang perlu mendapatkan perlindungan dan hak sebagai manusia (rasa kasih sayang, pendidikan).

  1. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ide kreatif yang muncul, yakni melakukan coaching, dengan karakter keras yang dimiliki oleh ayahnya, saya selaku guru berkewajiban memberikan pendampingan dan menengahi permasalahan yang selama ini dialami oleh Andreas, sehingga Andreas tidak lagi terbebani oleh sikap orang tuanya, dan orang tua Andreas dapat memahami bahwasanya tindakan yang diambilnya tidak tepat dan bisa menyelesaikan permasalahannya dengan solusi yang ada tentunya.

  1. Apa keputusan yang Anda ambil?

Saya mengambil keputusan bahwa Andreas harus tetap belajar, dan berbicara dengan orang tuanya dengan hati tenang dan senyuman, memberikan pengarahan akan pentingnya pendidikan untuk Andreas.

Selain itu juga menjelaskan akan hak asasi untuk anak sebagai manusia, makhluk yang bermasyarakat dan bernegara.

  1. Prinsip mana yang  Anda gunakan, dan mengapa?

Saya mengambil prinsip berpikir berbasis peraturan karena dalam melaksanakan tugas ataupun kewajiban kita selalu hendaknya berpedoman pada peraturan yang ada.

 

Kasus 3

4 hari lagi adalah hari pembagian rapor Semester 1 di SMA Penggerak Bangsa. Sebelumnya, semua guru telah menyerahkan daftar nilai murid-murid pada pelajaran yang diampunya pada kepala sekolah, Ibu Rosdiana. Ibu Rosdiana adalah Kepala Sekolah yang baru bertugas di SMA Penggerak Bangsa di tahun ajaran ini. 

Hari ini Ibu Rosdiana mengadakan rapat guru.  Ia membuka pertemuan dengan berterima kasih atas kerja keras para guru dalam mengajar murid-murid selama ini dan juga telah mengumpulkan nilai rapor dengan tepat waktu. Kemudian ia menyampaikan bahwa secara umum, nilai rapor yang diberikan oleh guru-guru terlalu rendah dan tidak mencukupi untuk mendukung murid-murid masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur nilai rapor atau jalur tanpa tes. Ia dengan tegas menyatakan, kalau nilai rapor tetap seperti itu, maka murid-murid SMA Penggerak Bangsa sampai kapan pun tidak pernah bisa diterima di PTN dengan jalur nilai rapor. Ia juga menyatakan bahwa salah satu target kerjanya di SMA Penggerak Bangsa adalah membuat 25% murid diterima di PTN dengan jalur rapor. Oleh karena itu, sejak murid-murid di kelas 10, nilai rapor mereka harus dibuat baik, dan menunjukkan grafik peningkatan.

Ibu Rosdiana akhirnya meminta guru-guru untuk menaikkan nilai murid-murid 10 poin, maka bila nilai murid 70 maka akan menjadi 80, dan seterusnya, demi membantu masa depan murid-murid, dan juga demi nama baik sekolah agar kepercayaan masyarakat meningkat bila banyak murid-murid sekolah ini yang diterima di PTN dengan jalur nilai rapor. 

Bila Anda berada di posisi Ibu Rosdiana, apakah Anda akan melakukan hal yang sama atau berbeda? Apa alasannya?

Dilema etika  ibu rosdiana adalah nilai siswa yang tidak memenuhi standar untuk bisa lolos di perguruan tinggi lewat jalur nilai raport

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Paradigma dilema etika ibu rosdiana adalah Kebenaran lawan Kesetiaan, dimana ibu rosdiana meminta guru untuk memanifulasi nilai yang sebenarnya

  1. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).

Unsur pelanggarannya tidak ada karena menurut saya pemberian nilai disini adalah hak guru yang mengampu mata pelajaran

  1. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi).

Ada pelanggaran karena dalam hal ini guru di suruh melakukan pengakuan palsu terhadap nilai siswa yang sebenarnya

  1. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi). Saya merasa ada yang salah dengan penyampaian ibu rosdiana seharusnya dia mengajak guru guru untuk melakukan inovasi membuat kegiatan yang lebih variatif untuk memberikan nilai tambah pada siswa
  2. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?

Jika sampai masalah ini menjadi viral di media sosial saya akan merasa malu karena siswa bisa lulus dengan nilai yang tidak sebenarnya dan ini bisa berdapak saat siswa tersebut kuliah

  1. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Keputusan panutan saya bisa jadi akan dijadikan alternatif pilihan lain oleh ibu rosdiana bagaimana caranya siswa mendapat nilai tambah dari guru dengan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat

  1. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ide yang mucul untuk penyelesaian tersebut yakni memberikan opsi kepada siswa tentang cara mendapatkan nilai tambah selain dari pembelajaran, selanjutnya memberikan sosialisasi kepada siswa syarat nilai yang harus dicapai agar bisa lolos di perguruan tinggi

  1. Apa keputusan yang Anda ambil?

Saya mengambil keputusan adalah saya mensosialisasikan tentang nilai yang mereka capai agar bisa lolos di perguruan tinggi, dan beberapa jalur seleksi yang bisa mereka ikuti untuk bisa lolos di perguruan tinggi

  1. Prinsip mana yang  Anda gunakan, dan mengapa?

Saya mengambil prinsip berpikir berbasis peraturan karena dalam melaksanakan tugas ataupun kewajiban kita selalu hendaknya berpedoman pada peraturan yang ada.

 

 

Senin, 29 Juli 2024

Demonstrasi Kontekstual Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi RPL BK berdiferensiasi pilihan karier saat lulus SMK

 

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN-BK BERDIFERENSIASI 
LAYANAN INFORMASI (KLASIKAL)

SMKN 1 SElAYAR

TAHUN AJARAN 2023/ 2024

 

Kelas/ Semester                              :  XI / 2 

Alokasi Waktu                                  :   3x pertemuan (@60 menit) 

Topik/ Materi                                     :   Pilihan karier setelah lulus di SMK 

Bidang Layanan                               :   Karir 

Strategi Layanan                             :   Bimbingan Klasikal 

Aspek Perkembangan/ SKKPD :   9. Wawasan dan Kesiapan Karir 

Model dan Moda                             :   Experential Learning & Moda luring                                                    

Media dan Alat                                 :   Video, PPt, Angket dan lembar penilaian siswa

 

A.      Tujuan Layanan

Tahap pengenalan

Tahap akomodasi

Tahapa tindakan

Tujuan Umum

Mengekspresikan 

ragam pekerjaan, 

pendidikan dan 

aktivitas dalam 

kaitan dengan 

kemampuan diri. 

 

Menyadari 
keragaman nilai 
dan persyaratan 
dan aktivitas yang  menuntut 
pemenuhan 
kemampuan 
tertentu. 

Mengidentifikasi ragam  alternatif pekerjaan, 
pendidikan dan aktivitas  yang mengandung 
relevansi dengan 
kemampuan diri. 

Tujuan Khusus

Konseli dapat 
memilih profesi 
yang sesuai dengan  keadaan dirinya 
(C5) 

Konseli meyakini   profesi yang 

dipilih sesuai 
keadaan dirinya 
(A3) 

 

Konseli dapat 
merancang langkah- langkah persiapan 
menuju profesi yang  dipilih sesuai keadaan  dirinya (P2) 

B.      Langkah Kegiatan

Keterangan

Tahap Awal

 

a.      Membuka kegiatan dengan salam, berdoa,  presensi dan pembinaan hubungan baik dengan  peserta didik  

 

b.      Menanyakan kesiapan kepada peserta didik  dalam melaksanakan kegiatan  

Kesiapan belajar

a.       Memberikan apersepsi dengan mengajukan  pertanyaan tentang profesi pekerjaan di masyarakat yang diminati siswa

Aspek minat

c.      Menyampaikan tujuan layanan Bimbingan dan  Konseling  

 

Tahap Inti

a.       Pertemuan Pertama

Sebelum pembelajaran dimulai guru BK sudah  melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar. (C=Condition)   

Kesiapan Belajar

b.      Guru BK menyiapkan materi yang dapat didengarkan oleh siswa (A : Audience) melalui penjelasan (siswa auditori), Guru BK menyiapkan poster Profesi Pekerjaan yang ada di masyarakat (siswa visual), guru menyiapkan video melalui screen tentang profesi pekerjaan dalam masyarakat (siswa kinestik)

Diferensiasi proses

 

Aspek minat siswa

 

c.      Peserta didik mengulas materi yang  di sampaikan, baik melalui gambar, audio, maupun video yang baru dilihatnya ataupun didengar, dan menggali informasi seluas luasnya tentang profesi pekerjaan yang ada di masyarakat secara Discoveri Learning secara mandiri

Diferensiasi konten

d.      Bagi peserta didik yang belum mengetahui  Profesi kerja di masyarakat maka diminta untuk  mengidentifikasi profesi yang dibutuhkan di masyarakat melalui  diskusi kelompok berdasarkan profil belajar dengan  bantuan temannya yang sudah paham &   dibimbing Guru BK 

Aspek profil belajar

e.      Bagi peserta didik yang telah  mengetahui profesi yang cocok untuk dirinya dapat membantu temannya yang  belum memahami. B=Behavior)   

Aspek profil belajar

f.      Selanjutnya siswa dapat  membuat karya sebagai bentuk  pemahaman Mengenal  dan memahami diri sendiri  bagaimana profesi yang cocok untuk dirinya sendiri, baik  berupa mind map, artikel, gambar/ poster, komik, video  ataupun puisi sesuai minatnya  masing-masing. (B=Behavior) 

Diferensiasi produk

g.      Pertemuan Ke 2.

Siswa dapat mendemonstrasikan atau mempresentasikan hasilnya dengan bebas sesuai dengan profil belajarnya ( visual menyampaikan langsung didepan temannya, melalui media sosial, untuk yang auditorin melalui rekamn suara dan di share kepada teman temannya melalui grup WA, sedangkan kinestik membuat video presentasi atau vlog)

Aspek Profil belajar

 

Diferensiasi proses

 

Diferensiasi produk

h.      Siswa memberikan umpan balik terhadap karya temannya

Diferensiasi proses

i.       Peserta didik mengunggah  karyanya di media sosial sebagai  bentuk Kampanye tentang Pilihan karier setelah lulus di SMK. (D=Degree

Diferensiasi produk

Tahap Penutup

a.       Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait : pilihan karier setelah lulus SMK

 

 

b.       Guru BK memberikan apresiasi atas partisipasi aktif peserta didik dalam proses layanan

 

 

c.       Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang

 

 

d.       Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam

 

C.     Evaluasi

Keterangan

 

a.       Evaluasi Proses Memperhatikan proses layanan terutama keaktifan dan sikap peserta didik dalam  mengikuti kegiatan layanan

Penilaian proses BK

 

b.       Evaluasi Hasil : Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain mencakup :

·       (Understanding) pemahaman peserta didik terhadap materi pilihan karier setelah lulus SMK

·       (Comfortable) sikap/perasaan yang dialami peserta didik setelah menerima layanan informasi tentang 
pilihan karier setelah lulus

·       (Action) rencana Tindakan yang akan diambil peserta didik setelah menerima layanan informasi dalam bentuk karya  

Penilaian Hasil BK

D.     Tindak Lanjut

 

 

Memberikan tindak lanjut layanan bagi peserta didik yang membutuhkan, misalnya

 

 

a.       Bimbingan kelompok untuk yang masih miskonsepsi terhadap pilihan karier setelah lulus yang sesuai dengan karakter individu.

 

 

b.       Konseling Individu bagi peserta didik jika ada yang mengalami kesulitan/permasalahan tentang pilihan karier yang berbeda dengan pilihan orang tuanya.

 

 

 

 

 

 

Materi layanan :

Lampiran materi :

 

Pilihan karier setelah lulus di SMK

Persaingan global menuntut seseorang harus menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas untuk meningkatkan daya saing di dunia kerja. Salah satu upaya untuk mendapatkan SDM berkualitas adalah melalui pendidikan.

Pendidikan tidak hanya sekedar transfer knowledge, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk merencanakan pilihan karir setelah lulus SMP, SMA/SMK, maupun Perguruan Tinggi setelah menjadi sarjana.

Faktanya, banyak siswa yang mengalami kebingungan dalam merencanakan karir. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana merencanakan dan contoh pilihan karir, khususnya pilihan karir setelah lulus SMA/SMK sesuai minat, bakat, dan tipe kepribadian.

Perencanaan Karir

Seringkali muncul kebingungan di masyarakat tentang perbedaan istilah pekerjaan, profesi, dan karir.

Pekerjaan merupakan setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa. Tujuannya untuk mendapatkan uang. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Profesi merujuk pada bidang pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang diperoleh dari pendidikan atau pelatihan. Disebut sebagai tenaga kerja profesional.

Karir adalah pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Karir juga diartikan sebagai perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya (KBBI).

Karir merupakan rentangan peran kehidupan sepanjang hayat yang dijalani oleh seseorang, baik ketika berada di bangku sekolah, saat bekerja, maupun ketika memasuki masa pensiun.

Karir merupakan suatu pilihan profesi yang akan ditekuni untuk mencapai kesejahteraan hidup, baik secara finansial maupun kepuasan batin ketika seseorang beranjak dewasa. Sehingga perencanaan karir menjadi penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan karir adalah suatu kegiatan yang terarah yang merupakan persiapan untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan potensi seseorang, diantaranya adalah memilih pendidikan dan keterampilan untuk mendapatkan sumber penghasilan, yang memungkinkan seseorang maju dan berkembang secara kualitas (taraf hidup) dan kuantitas (kesejahteraan).

Dalam perencanaan pilihan karir terdapat poin penting yang harus diperhatikan oleh seseorang, yakni;

  • mengenal potensi diri meliputi minat, bakat, dan tipe kepribadian vokasional
  • melakukan identifikasi tujuan-tujuan hidup yang terkait dengan pilihan karir
  • mengenal beragam jenis profesi beserta tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memasukinya
  • memahami peluang, kendala, dan konsekuensi terhadap karir yang akan dipilih
  • menetapkan pilihan pendidikan, keterampilan, dan pengalaman-pengalaman untuk pengembangan diri dalam mencapai tujuan karir

Bagaimana Merencanakan Pilihan Karir?

Dalam perencanaan karir, setidaknya ada dua teori yang bisa dipakai untuk menentukan pilihan karir di masa depan, yaitu Rumus Karir dari Richard Leider dan Teori Pilihan Karir John L. Holland.

1. Rumus Karir Richard Leider

Konsultan karir dari USA, Richard Leider, membuat rumus modern untuk mengkalkulasi perencanaan pilihan karir dan mewujudkannya di masa depan.

Rumus karir tersebut adalah KARIR = T + 2P + E + V

Penjelasan:

T = Talent (Bakat)

Arah karir dan profesi apa yang sesuai di masa depan dapat dideteksi melalui bakat seseorang. Apa saja kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya. Asah kelebihan yang dimiliki, dan tingkatkan kelemahan yang ada.

2P = Passion dan Purpose (Keinginan dan Tujuan)

Untuk menentukan pilihan karir bisa dilakukan dengan melihat keinginan yang kuat untuk mewujudkan karir tersebut. Juga dibutuhkan arah dan tujuan yang jelas agar tidak salah arah dalam pencapaian karir di masa depan. Ini membutuhkan pengenalan diri yang mendalam pada diri seseorang.

E = Environment (Lingkungan)

Perencanaan karir merupakan persiapan untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan potensi seseorang. Oleh karena itu membutuhkan lingkungan yang positif untuk mengembangkan diri, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun pergaulan.

Lingkungan yang baik dapat membantu mengasah minat, bakat, dan belajar aktualisasi diri sehingga kepribadian dan emosi berkembang dengan baik. Ini membantu mereka menentukan pilihan karir yang memberikan kepuasan baginya.

V = Vision (Pandangan)

Untuk menentukan pilihan karir, seseorang perlu menerapkan visioning atau memandang jauh ke depan. Memiliki wawasan beragam bentuk-bentuk karir yang akan dicapai, bagaimana mencapainya dengan pendidikan dan keterampilan yang harus dikuasai.

Visi yang baik bisa terwujud dengan menggali potensi diri dan membuat perencanaan bagaimana memanfaatkan potensi tersebut untuk pilihan karir dan meraihnya di masa depan.

2. Teori Pilihan Karir John L. Holland

Kepuasan dalam bekerja, menurut teori pilihan karir Holland, akan diperoleh jika seseorang bekerja sesuai dengan minat vokasionalnya.

Minat vokasional terbentuk dari hasil perpaduan perjalanan kehidupan seseorang dengan seluruh kepribadiannya. Perpaduan ini akan menjadi ciri kepribadian yang terekspresikan dalam bentuk minat dalam berbagai bidang, seperti minat akademik, pekerjaan, hobi, maupun kegiatan-kegiatan lain yang disukainya.

Dari minat vokasional tersebut, Holland mengkonseptualisasikan enam tipologi kepribadian sebagai berikut:

1) Realistic

Tipe realistik lebih menyukai pekerjaan realistis atau objek yang konkrit, mekanikal, dan bekerja di luar ruangan mengoperasikan alat atau mesin.

Tipe ini dicirikan dengan kepribadian vokasional sebagai berikut;

  • memiliki keterampilan fisik dan atletik
  • kemampuan koordinasi motorik baik
  • kecakapan verbal rendah
  • keterampilan sosial rendah
  • menyukai pekerjaan manual dan sistematis

Pilihan karir sesuai tipe kepribadian ini adalah bekerja di bidang perkebunan, pertanian, mekanik, montir, konstruksi, atau pekerjaan lain yang sesuai dengan ciri kepribadian realistik.

Mata pelajaran yang mendukung kepribadian vokasional tipe realistik adalah bahasa inggris, matematika, sains/IPA, teknologi, komputer, studi bisnis, pertanian, hortikultura, dan pendidikan jasmani.

2) Investigative

Tipe investigatif memiliki kecenderungan lebih menyukai pekerjaan yang bersifat eksploratif, penelitian atau pengumpulan fakta untuk memecahkan masalah.

Ciri kepribadian vokasional tipe investigatif;

  • berfikir kritis, analitis, teoritis, dan konseptual
  • menyukai pekerjaan yang bersifat eksploratif, teoritis, dan konseptual
  • tidak suka menonjolkan diri
  • rasa ingin tahu yang tinggi
  • tertutup

Pilihan karir sesuai tipe kepribadian ini cocok untuk bekerja di laboratorium sebagai peneliti, ilmuwan, ahli matematika dan sains, atau pekerjaan yang sesuai dengan ciri kepribadian investigatif.

Mata pelajaran yang mendukung kepribadian vokasional tipe investigatif adalah bahasa inggris, matematika, sains/IPA, komputer, teknologi.

3) Artistic

Tipe kepribadian artistik menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan seni, kreatifitas, imajinasi tinggi, atau jenis pekerjaan yang bisa mengekspresikan diri secara bebas, tidak terikat aturan dan rutinitas.

Ciri kepribadian vokasional tipe artistik;

  • cenderung ingin mengekspresikan dirinya
  • tidak menyukai struktur atau aturan
  • lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan mengekspresikan diri secara verbal maupun non-verbal
  • memiliki idealisme tinggi
  • intuitif

Pilihan karir yang sesuai dengan tipe kepribadian artistik adalah jenis pekerjaan yang memberikan kesempatan seseorang mengekspresikan diri, yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, penulis, atau pekerjaan yang sejenis.

Mata pelajaran yang dapat mengembangkan kepribadian vokasional tipe artistik adalah bahasa inggris, ilmu sosial, musik, drama, seni, desain grafis, komputer, studi bisnis, bahasa.

4) Social

Tipe kepribadian sosial lebih senang berada atau bergaul di dalam lingkungan sosial, menyukai pekerjaan sosial, membantu orang lain.

Ciri kepribadian vokasional tipe sosial:

  • senang membantu
  • mudah bekerja sama dengan orang lain
  • kemampuan verbal baik
  • kemampuan sosial baik
  • terbuka dan hangat
  • kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains

Pilihan karir yang cocok dengan tipe kepribadian sosial adalah melayani orang, sehingga cocok jika bekerja sebagai guru, dosen, konselor, guide, psikolog, perawat, atau pekerja sosial lainnya.

Mata pelajaran yang bisa mendukung pengembangan kepribadian vokasional tipe sosial adalah bahasa inggris, ilmu sosial, matematika, sains/IPA, kesehatan, pendidikan jasmani, seni, komputer, studi bisnis, bahasa.

5) Enterprising

Orang dengan tipe enterprising menyukai pekerjaan yang bertujuan mempengaruhi, membujuk, atau menjual gagasan pada orang lain.

Ciri kepribadian vokasional tipe enterprising;

  • mempunyai kemampuan komunikasi yang baik
  • mempunyai kemampuan memimpin orang lain, mengatur, dan mengarahkan
  • cakap dalam mempromosikan produk atau gagasan
  • mudah melakukan adaptasi dengan orang lain
  • percaya diri, optimis, dan ambisius

Pilihan karir sesuai tipe kepribadian enterprising ini yaitu wirausaha, pedagang, sales, pengusaha, politikus, manajer, pengacara, konsultan industri, promotor, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang bertujuan mempengaruhi orang lain.

Mata pelajaran yang dapat mendukung pengembangan kepribadian vokasional tipe enterprising adalah bahasa inggris, matematika, studi bisnis, akuntansi, ekonomi, ilmu sosial, drama, komputasi, manajemen informasi teks, bahasa.

6) Conventional

Tipe kepribadian konvensional cenderung menyukai pekerjaan dalam ruangan yang berhubungan dengan berkas-berkas, angka, atau pekerjaan dengan struktur yang jelas.

Ciri kepribadian vokasional tipe konvensional;

  • menyukai pekerjaan yang terstruktur
  • menyenangi bahasa yang tersusun baik
  • menghindari segala situasi yang tidak jelas
  • mengolah data dengan aturan tertentu
  • mengikuti sistem

Pilihan karir sesuai tipe kepribadian konvensional ini cocok sebagai sekretaris, teller, akuntan, kasir, pemegang buku, pegawai arsip, pengawas bank, ahli perpajakan, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang membutuhkan ketelitian dan akurasi yang tinggi.

Mata pelajaran untuk mengembangkan kepribadian vokasional tipe konvensional adalah bahasa inggris, matematika, studi bisnis, akuntansi, ekonomi, komputer, manajemen informasi teks.

Menurut teori pilihan karir Holland, seseorang bisa saja memiliki lebih dari satu tipologi kepribadian. Namun demikian, minat vokasional yang paling kuat yang memainkan peran utama dalam pilihan dan kepuasan karir.

Contoh Si Fulan memiliki tipologi sosial dan artistik, ia lebih mungkin berhasil dan puas jika memilih karir dengan bekerja melayani orang lain di lingkungan artistik, seperti menjadi guru tari, designer, dll.

Profil Pilihan Karir Setelah Lulus SMA/SMK

Pada setiap fase kehidupan manusia terdapat tugas dan harapan karir, termasuk pada usia remaja, usia sekolah. Pada kenyataannya masih banyak dijumpai permasalahan pilihan karir yang terjadi terutama setelah lulus SMP.

Permasalahan ini muncul karena tidak adanya pemahaman terhadap orientasi karir, yaitu pilihan studi lanjut atau pilihan karir di masa depan. Padahal pilihan kelanjutan studi di SMA/SMK merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan dan harapan yang dicita-citakan.

Berikut profil pilihan karir setelah lulus SMA/SMK.

1. Pilihan Karir Setelah Lulus SMA/MA

Satuan pendidikan SMA/MA merupakan jenjang pendidikan umum dimana kurikulum disusun dan dipersiapkan bagi siswa yang menginginkan melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Tujuan pengajaran di SMA/MA adalah setelah siswa lulus dapat bekerja di bidang tertentu yang masih memerlukan persiapan atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman mata pelajaran di SMA/MA.

Sesuai dengan tujuan pengajaran di SMA/MA, maka mata pelajaran yang diajarkan dibagi menjadi beberapa kelompok peminatan. Siswa dapat memilihnya untuk mewujudkan pilihan karir di masa depan.

1) Kelompok peminatan matematika dan sains

Kelompok peminatan matematika dan sains fokus pada penguasaan konsep-konsep eksakta untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan membekali peserta didik untuk berkompetisi di bidang sains dan teknologi.

Pilihan karir setelah lulus SMA/MA pada kelompok peminatan ini adalah melanjutkan studi atau bekerja di bidang ilmu sains, teknik, kesehatan dan kedokteran, pertanian, kehutanan, perikanan, dan ilmu pendidikan (matematika, fisika, kimia, biologi, dan teknik).

2) Kelompok peminatan ilmu sosial

Kelompok peminatan ilmu sosial berkonsentrasi pada mempelajari kehidupan sosial dan penguasaan pada keterampilan sosial.

Setelah lulus SMA/MA, peserta didik dapat menentukan pilihan karir untuk menekuni profesi atau melanjutkan studi di PT pada bidang ilmu ekonomi, sosial dan politik, hukum, psikologi, filsafat, pariwisata dan perhotelan, seni dan desain, atau pendidikan ilmu-ilmu sosial.

3) Kelompok peminatan ilmu bahasa dan budaya

Kelompok peminatan ilmu bahasa dan budaya menekankan pada keterampilan bahasa dan konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan dan kemanusiaan.

Pilihan karir kelompok peminatan ini adalah bekerja atau melanjutkan studi pada bidang bahasa dan sastra, seni, ilmu sosial dan politik, hukum, dan ilmu pendidikan (bahasa dan sastra, seni, sejarah, atau arkeologi).

4) Kelompok peminatan vokasi dan prakarya

Kelompok peminatan vokasi dan prakarya penekanan pada potensi sumber daya manusia di SMA sesuai dengan kebutuhan pada dunia kerja dan kewirausahaan.

Prospek pilihan karir setelah lulus SMA/MA bisa melanjutkan studi atau bekerja di bidang kerajinan tangan (handicraft) seperti membatik, ukir, anyaman, servis elektronik, desain grafis, dll. atau budidaya, rekayasa, dan pengolahan hasil pertanian atau peternakan.

5) Kelompok peminatan olahraga dan seni

Kelompok peminatan olahraga dan seni fokus pada pengembangan potensi, minat, dan bakat peserta didik di bidang olahraga dan seni.

Pilihan karir kelompok peminatan olahraga dan seni adalah melanjutkan pendidikan dan bekerja di bidang olahraga dan seni, seperti atlet, pelatih, musisi, komponis, aktor/aktris, sutradara, pemahat, pelukis dll.

2. Pilihan Karir Setelah Lulus SMK/MAK

Satuan pendidikan SMK/MAK merupakan jenjang pendidikan khusus atau sekolah kejuruan sesuai dengan program keahlian yang diajarkan.

Setelah selesai pendidikan di SMK/MAK, peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu sesuai bidang keahlian yang telah dipelajari, atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMK/MAK.

Dalam Keputusan Mendikbudristek No. 56/M/2022, ada 10 spektrum keahlian pada jenjang SMK/MAK yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja. Spektrum keahlian tersebut dapat menjadi pilihan karir setelah lulus SMK/MAK.

Berikut bidang dan program keahlian pada jenjang SMK/MAK:

1) Teknologi Konstruksi dan Properti

  • Teknik Perawatan Gedung
  • Konstruksi dan Perawatan Bangunan Sipil
  • Teknik Konstruksi dan Perumahan
  • Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
  • Teknik Furnitur

2) Teknologi Manufaktur dan Rekayasa

  • Teknik Mesin
  • Teknik Otomotif
  • Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
  • Teknik Logistik
  • Teknik Elektronika
  • Teknik Pesawat Udara
  • Teknik Konstruksi Kapal
  • Kimia Analisis
  • Teknik Kimia Industri
  • Teknik Tekstil

3) Energi dan Pertambangan

  • Teknik Ketenagalistrikan
  • Teknik Energi Terbarukan
  • Teknik Geospasial
  • Teknik Geologi Pertambangan
  • Teknik Perminyakan

4) Teknologi Informasi

  • Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim
  • Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi

5) Kesehatan dan Pekerjaan Sosial

  • Layanan Kesehatan
  • Teknik Laboratorium Medik
  • Teknologi Farmasi
  • Pekerjaan Sosial

6) Agribisnis dan Agriteknologi

  • Agribisnis Tanaman
  • Agribisnis Ternak
  • Agribisnis Perikanan
  • Usaha Pertanian Terpadu
  • Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian
  • Kehutanan

7) Kemaritiman

  • Teknika Kapal Penangkapan Ikan
  • Nautika Kapal Penangkapan Ikan
  • Teknika Kapal Niaga
  • Nautika Kapal Niaga

8) Bisnis dan Manajemen

  • Pemasaran
  • Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis
  • Akuntansi dan Keuangan Lembaga

9) Pariwisata

  • Usaha Layanan Pariwisata
  • Perhotelan
  • Kuliner
  • Kecantikan dan Spa

10) Seni dan Ekonomi Kreatif

  • Seni Rupa
  • Desain Komunikasi Visual
  • Desain dan Produksi Kriya
  • Seni Pertunjukan
  • Broadcasting dan Perfilman
  • Animasi
  • Busana

Penutup

Karir merupakan serangkaian aktivitas yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Cara untuk memenuhi kepuasan hidup, menunjukkan eksistensinya dalam masyarakat, dan memperoleh apa yang diinginkannya untuk mencapai tujuan hidup.

Kesuksesan karir tidak hanya dilihat dari jabatannya yang tinggi atau penghasilannya yang besar. Tetapi juga kepuasan batin yang diperoleh dari pilihan karir yang dijalaninya.

Sehingga seringkali kita melihat orang yang mempunyai jabatan yang tinggi atau gaji yang besar di perusahaan/instansi pemerintah memilih mengundurkan diri, banting stir dengan profesi baru, memilih karir yang sesuai dengan tipe kepribadiannya untuk mendapatkan kepuasan batin.

Untuk mewujudkan pilihan karir di masa depan yang sesuai dengan harapan, bisa dilakukan dengan mengikuti kursus, pelatihan, workshop, atau melanjutkan pendidikan setelah lulus SMP dengan mempertimbangkan pilihan karir setelah lulus SMA/SMK sesuai tipe kepribadian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Lampiran Penilaian :

 

A.      Evaluasi/Penilaian Proses

 

No.

Pernyataan

1

2

3

4

1.

Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tahapan yang direncanakan

 

 

 

 

2.

Siswa merespon setiap tahapan kegiatan yang dilalui dengan baik

 

 

 

 

3.

Siswa mengikuti kegiatan tahapan layanan dengan aktif bertanya

 

 

 

 

4.

Siswa nampak ceria dan antusias saat mengikuti kegiatan layanan

 

 

 

 

5.

Siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan materi layanan yang disampaikan

 

 

 

 

6.

Siswa aktif menyampaikan informasi yang diketahui saat pelaksanaan diskusi kelompok

 

 

 

 

7.

Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami

 

 

 

 

8.

Peserta didik aktif merespon pendapat dan memberikan unpan balik dengan baik

 

 

 

 

 

1.       Sekor minimal yang di capai adalah : 1x8 =8 dan sekor tertinggi adalah 4x8 = 32

2.       Kategori hasil:

Sangat baik = 28-32

Baik                 = 23-27

Cukup            = 18-22

Kurang           = ….-17

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.      Penilaian Hasil

1.      

 

Understanding (pemahaman baru) Peserta didik memahami materi tentang profesi dan pekerjaan melalui karya yang dihasilkan 

2.       Comfortable (Sikap) Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada kolom YA jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah tanda cek (V) pada kolom TIDAK jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda!

 

No.

Pernyataan

Yes

No

SIKAP INGIN TAHU

 

 

1 .

Saya akan berusaha mencari informasi mengenai bakat dan minat saya pada pekerjaan

 

 

2.

Saya berusaha mencari informasi yang di butuhkan masyarakat yang sesuai dengan tipe kepribadian saya

 

 

SIKAP PERCAYA DIRI

 

 

1.

Memiliki pengetahuan tentang profesi yang dibutuhkan masyarakat

 

 

2.

Membuat dan mengunggah karya hasil pemahaman siswa terhadap profesi yang dibutuhkan masyarakat sebagai pilihan karer setelah lulus smk

 

 

SIKAP KERJA SAMA

 

 

1.

Ikut berdiskusi dengan teman kelompok

 

 

2.

Memberikan informasi tentang sebuah profesi dan bidang pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat kepada teman sebayanya.

 

 

3.      ACTION (TINDAKAN) PESERTA DIDIK DIMINTA UNTUK:

o   Siswa yang memiliki gaya belajar auditori menyimak dan mendengarkan penjelasan guru 

o   Siswa yang gaya belajar visual memperhatikan poster dari guru kemudian menjelaskannya lewat rekaman suara untuk didengarkan temannya.

o   Siswa yang memiliki gaya belajar kinestik menyimak video dan juga ppt tentang iklan profesi dan pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat.

C.     Penilaian produk

 

LEMBAR PENILAIAN PRODUK

 

No.

Pernyataan

1

2

3

4

1

Bentuk penyajian poster yang profesi yang di butuhkan masyarakat disajikan

 

 

 

 

2

Kerapian dalam membuat poster

 

 

 

 

3

Ketepatan waktu mengumpul

 

 

 

 

4

Penggunaan bahasa kesopanan kalimat yang membuat poster dan presentase baik langsung maupun lewat media sosial

 

 

 

 

 

 

Keterangan :

1.       Nilai skor perolehan : skor maksimal x 100 (25x4)

2.       Kategori yang di peroleh dari nilai yang di buat interval

0-59                   :kurang

60-79                : sedang

80-100              : baik