Selasa, 24 Desember 2019

BAHAN AJAR LAYANAN KLASIKAL tema cyber bullying

CYBER BULLYING



Sekarang ini berbagai macam masalah tengah melanda dunia pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah kekerasan atau bullying baik oleh guru terhadap siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Bentuk kekerasan ini bukan hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga secara psikologis. Kekerasan dapat terjadi di mana saja, termasuk di sekolah, tempat bermain, di rumah, di jalan, dan di tempat hiburan. Bullying seolah-olah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di zaman sekarang ini. Maraknya aksi kekerasan atau bullying yang dilakukan oleh siswa di sekolah semakin banyak menghiasi deretan berita di halaman media cetak maupun elektronik.
Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi di kalangan remaja. Kasus bullying biasanya menimpa anak sekolah. Pelaku bullying akan mengintimidasi/mengejek kawannya sehingga kawannya tersebut jengkel. Atau lebih parah lagi, korban bullying akan mengalami depresi dan hingga timbul rasa untuk bunuh diri. Bullying harus dihindari karena bullying mengakibatkan korbannya berpikir untuk tidak berangkat ke sekolah karena di sekolahnya ia akan di bully oleh si pelaku. Selain itu, bullying juga dapat menjadikan seorang anak turun prestasinya karena merasa tertekan sering di bully oleh pelaku.

1.    PENGERTIAN CYBER BULLYING

Bullying merupakan kata serapan dari bahasa Inggris (bully) yang berarti menggertak atau mengganggu orang (pihak) yang lemah. Bullying sebenarnya bukan hanya terjadi di lembaga pendidikan/sekolah, tetapi juga di tempat kerja, masyarakat, bahkan komunitas virtual). Menurut Rigby merumuskan bahwa bullying merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti, yang diperlihatkan dalam aksi sehingga menyebabkan seseorang menderita. Aksi tersebut dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat dan tidak bertanggung jawab. Tindakan bullying dilakukan secara berulang-ulang dan dengan perasaan senang.
Pakar lain menilai, bullying bukan hanya sekedar keinginan untuk menyakiti orang lain. Ahli yang tak sepakat dengan definisi tersebut di atas mengatakan, bahwa antara “keinginan untuk menyakiti seseorang” dan “benar-benar menyakiti seseorang” adalah dua hal yang jelas berbeda. Para ahli psikologi behavioral kemudian menambahkan, bahwa bullying merupakan sesuatu yang dilakukan bukan sekedar dipikirkan oleh pelakunya, keinginan untuk menyakiti orang lain dalam bullying selalu diikuti oleh tindakan negatif.
Sedangkan cyber adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. 
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan cyberbullying adalah intimidasi sari seseorang yang merupakan bentuk ungkapan pelecehan yang dilakukan melalui layanan internet, email, chat room, kelompok diskusi, twister, face book, instagram, whatshap dan lain-lain . bukan hanya itu cyber bullying juga bisa berupa informasi video pribadi yang dapat menyakiti atau mempermalukan orang lain  . Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pun semakin canggih. Anak-anak dan remaja sekarang sudah mahir menggunakan teknologi dan mengakses internet. Sosial media saat ini sedang digandrungi oleh remaja. Dengan aktif di sosial media seorang anak bisa dinilai 'gaul' oleh anak lainnya. Emosi remaja masih tergolong labil, sehingga kerap mengekspresikan diri dan tidak dapat mengontrol dirinya, sampai bertindak bully terhadap temannya sendiri. Misalnya, menghina atau mempermalukan teman sekolah melalui sosial media.
Anak-anak atau remaja yang melakukan cyber bullying terhadap temannya terkadang tidak memikirkan apa dampak buruknya. Orang yang ia ejek tersebut bisa kecewa, sedih, hingga merasa tertekan, dan bisa menarik diri dari lingkungannya karena tidak punya rasa percaya terhadap dirinya sendiri. Hal ini sangat merugikan dan membuat orang lain mendapatkan efek negatif atas perbuatan cyber bullying.

2.        FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERILAKU BULLYING DI DUNIA MAYA
Penyebab terjadinya cyberbullying ini bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku memang tidak punya pekerjaan, sedangkan berbagai fasilitas yang berbau teknologi banyak tersedia disekeliling mereka sehingga menyebabkan mereka iseng dan ingin mencari keributan. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyata termasuk golongan ‘tidak dianggap’ atau tidak punya kekuatan atau berstatus sebagai korban. Dengan melakukan cyberbullying mereka merasakan bagaimana rasanya jadi ‘orang yang berkuasa’. Berikut ini faktor terjadinya bullying
a.      Memiliki masalah pribadi
Salah satu pemicu seseorang menjadi bully adalah karena memiliki masalah pribadi yang membuatnya tidak berdaya di hidupnya sendiri. Pada anak-anak, penyebab seperti perkelahian berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau adanya anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba dan alkohol dapat memicu hal ini. Sedangkan pada orang dewasa, masalah dengan pasangan juga bisa menjadi salah satu pemicu munculnya perasaan tidak berdaya.
b.      Pernah menjadi korban bullying
Beberapa kasus menunjukkan bahwa pelaku bullying sebenarnya juga merupakan korban bullying. Contohnya seperti anak yang merasa di-bully oleh saudaranya di rumah, kemudian anak tersebut membalas dengan cara mem-bully temannya di sekolah yang ia anggap lebih lemah dari dirinya. Contoh lainnya adalah orang yang tertekan akibat bullying di kehidupan nyata dan menggunakan internet serta dunia maya untuk menunjukkan bahwa dirinya juga memiliki kekuatan dengan cara menyerang orang lain.
c.       Rasa iri pada korban
Penyebab bullying selanjutnya adalah karena rasa iri pelaku pada korban. Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang sebenarnya sama istimewanya dengan sang pelaku. Pelaku bullying mengintimidasi korban agar korban tidak akan lebih menonjol dari dirinya sendiri. Selain tidak ingin orang lain menonjol, seseorang juga mungkin melakukan bullying untuk menutupi jati dirinya sendiri. Contohnya seperti anak pintar yang tidak ingin disebut ‘kutu buku’, sehingga ia lebih dulu menyebut temannya yang pintar sebagai kutu buku.
d.      Kurangnya pemahaman
Kurangnya pemahaman dan empati juga dapat menimbulkan perilaku bullying. Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal seperti ras, agama, dan orientasi seksual, karena kurangnya pemahaman, maka mereka beranggapan bahwa perbedaan tersebut adalah hal yang salah. Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran adalah hal yang benar.
e.       Mencari perhatian
Terkadang pelaku bullying tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke dalam penindasan, karena sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari perhatian. Perilaku bullying jenis ini adalah yang paling mudah untuk diatasi. Caranya adalah dengan memberikannya perhatian yang positif sebelum pelaku mencari perhatian dalam dengan cara yang negatif.
f.       Kesulitan mengendalikan emosi
Anak yang kesulitan untuk mengatur emosi dapat berpotensi menjadi pelaku bullying.
Ketika seseorang merasa marah dan frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang lain bisa saja dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan emosi, maka masalah kecil saja dapat membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.
g.      Berasal dari keluarga yang disfungsional
Tidak semua anak dari keluarga disfungsional akan menjadi pelaku bullying, memang hal ini kerap terjadi. Sebagian besar pelaku bullying adalah anak yang merasa kurang kasih sayang dan keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang tuanya bersikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.
h.      Merasa bahwa bullying menguntungkan
Pelaku bullying akan tanpa sengaja bisa terus melanjutkan aksinya karena merasa perbuatannya menguntungkan. Hal ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan uang atau makanan dengan cara meminta secara paksa pada temannya. Contoh lain adalah ketika pelaku bullying merasa popularitas dan perhatian dari setiap orang padanya naik berkat tindakannya tersebut.
i.        Kurangnya empati
Penyebab bullying selanjutnya adalah karena kurangnya rasa empati. Ketika melihat korban bullying, mereka tidak merasa empati pada apa yang dirasakan korban, sebagian mungkin justru merasa senang ketika melihat orang lain rasa kesakitan. Semakin mendapatkan reaksi yang diinginkan, semakin pelaku bullying senang melakukan aksinya.




Menurut Kowalski, Limber dan Agatston (2008), terdapat beberapa alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan cyberbullying yaitu:
1.      Sebagai wujud pembalasan atas penindasan yang diterima cyberbullies sebelumnya.
2.      Untuk mencari kesan yang keren dan tangguh.
3.      Dipicu rasa iri kepada orang lain yang akan dijadikan target cyberbullying.
4.      Cyberbullies memiliki kepribadian tertentu yang memiliki perasaan senang      untuk menyakiti korbannya.
5.      Menganggap cyberbullying sebagai cara untuk menyatakan dominansi dan kekuasaannya.
6.      Cyberbullies mendapatkan kepuasan karena cyber bullying dilakukan sebagai cara untuk mengeluarkan agresifantasi ketika online.


3.    JENIS-JENIS KEKERASAN DI RANAH ON LINE
a.       Doxing
Mempublikasikan data personal orang lain. Doxing adalah tindakan melacak identitas seseorang dari dunia maya(internet) yang bertujuan untuk menyerang, mencari kelemahan seseorang dari dunia maya atau maksud negatif lainnya. Bahaya doxing : 1) jadi bulan-bulanan bahan bullyian di dunia maya, 2) jadi target persekusi
b.      Cyber stalking
Menguntik di dunia maya, atau disebut juga pembuntutan dunia maya. Cyber stalking adalah penggunaan media internet atau alat eletronik untuk melecehkan seseorang, sekelompok orang, organisasi. Mungkin termasuk tuduhan palsu, pemantauan, membuat ancaman, pencurian identitas, kerusakan pada data atau peralatan, mengumpulkan data informasi dalam rangka untuk melecehkan
Ciri-cirinya adalah, 1) tuduhan palsu, 2) upaya mengumpulkan informasi tentang korban, 3) mendorong orang lain untuk melecehkan korban, 4) menuduh korban, 5) serangan terhadap data dan peralatan, 6) memesan barang atas nama korban.
c.       Reveng porn
Menyebar foto atau video dengan tujuan dendam yang dibarengi intimidasi atau balas dendam
d.      Cyber hacking
Adalah orang yang mempelajari menganalisa, memodifikasi, menerobos masuk dalam komputer dan jaringan komputer, baik untuk keuntungan atau motivasi oleh tantangan.
4.    TANDA-TANDA PERILAKU KORBAN BULLYING
Ada beberapa tanda-tanda perilaku korban Bullying, yakni sebagai berikut :
a.       Tidak bahagia di sekolah dan malas bangun di pagi hari;
b.      Merasa cemas meninggalkan sekolah dan mengambil rute pulang ke rumah yang tidak biasa;
c.       Mengeluh tentang perasaan sakit di pagi hari tanpa tanda-tanda fisik, produktifitas semakin memburuk disertai dengan berkurangnya minat di sekolah;
d.      Menjadi marah atau emosional untuk alasan sepele, Luka atau memar di tubuh di mana penjelasan tidak benar-benar bisa dipercaya,
e.       Buru-buru ke kamar mandi ketika pulang ke rumah dan enggan untuk pergi keluar dan bermain,
f.       Membuat pernyataan yang komentar dan menurunkan kemampuan diri (“saya ini tidak pantas punya teman, atau saya ini bodoh”),
g.      Menderita sakit perut, sakit kepala, serangan panik, atau luka yang tidak dapat dijelaskan,
h.      Tidak punya keterampilan sosial-emosional, tidak punya teman,
i.        Mengembangkan minat yang tiba-tiba pada kegiatan pembelaan diri dan bergabung dengan klub bela diri,
j.        Menjadi gelisah ketika teman-teman di sekolah disebutkan,
k.      Tidak tampil seperti biasa dan merasa tak berdaya diri, kelihatan atau merasa sedih, kesal, marah atau takut setelah mendapat panggilan telepon atau email,
l.        Memiliki konsep diri yang rendah dan tampak tidak bahagia.
5.    DAMPAK PADA KORBAN BULLYING
Ada sejumlah dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying. Bagi korban bullying, dampak yang dialaminya bukan hanya dampak fisik tapi juga psikis. Dalam kasus-kasus yang ekstrim, dampak fisik bahkan bisa mengakibatkan kematian. Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan penyesuaian sosial yang buruk. Menurut Riauskina, ketika mengalami bullying, korban merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya.
 Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para korban. Mereka kemudian ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Aksi bullying di sekolah dapat berdampak yang cukup serius, terutama kepada anak yang menjadi korban aksi bullying. Efek bullying di antaranya:
1.      Depresi
2.      Rendahnya kepercayaan diri / minder
3.      Pemalu dan penyendiri
4.      Prestasi akademik merosot.
5.      Merasa terisolasi dalam pergaulan
6.      Ingin mencoba untuk bunuh diri

6.    BERIKUT INI 5 CARA CERDAS DAN BIJAK MENGHADAPI CYBERBULLYING :
1.      Belajar dari Kritikan dan Cemoohannya. Terkadang ada sesuatu yang kita yakini benar dalam hati bahwa kritikan yang disampaikan itu benar, walau terkadang mulut menolaknya. Nah jika kritikan itu untuk kebaikan kita dan komunitas kita tentu hal ini harus kita terima dengan bijak. Lalu jika itu bentuk cemoohan, sebagai guru pembelajar maka kita bisa belajar dari cemoohannya yaitu dengan cara kita tidak boleh melakukan hal yang sama, apalagi jika itu dilakukan dengan bahasa yang kasar.
2.      Jangan Pedulikan. Faktor yang menjadi pelaku Cyberbullying menjadi Populer dalam sebuah komunitas seperti blog keroyokan adalah karena kita ulah kita sendiri yang terus ikut meramaikan tulisan-tulisannya, padahal jika tulisannya tidak di komentari maka sang tokoh Cyberbullying pun akan tenggelam termakan waktu, karena dia akan merasa bosan ketika tulisannya tidak dikomentari. begitu juga pengalaman saya ketika di bullying lewat telepon, saya tak pernah pedulikan telepon dan smsnya, walalu dia terus melakukannya, toh tak membuat diri kita pusing, yang pusing dan gelisah pasti yang mem-bullying kita.
3.      Berhentilah Berkomentar dan menanggapinya. Komitmen untuk tidak berkomentar pada tulisan Cyberbullying kadang tidak bisa kita hindari, karena kadang kita merasa jengkel atas tulisan-tulisannya yang kemudian kita terbawa emosi dan habislah energi kita hanya untuk sebuah tulisan yang tidak memberikan manfaat apa-apa untuk diri kita. Berhentilah untuk berkomentar dan menanggapinya, karena itulah cara terbaik agar si pelaku Cyberbullying tenggelam.
4.      Tetap gunakan bahasa yang baik. Jika pelaku Cyberbullying mengeluarkan kata-kata kasar dalam tulisan atau komentar-komentarnya, maka kita harus tetap menjadi diri kita sebagai pribadi yang berakhlak, jangan kemudian kita mengikuti gaya-gaya komentarnya dan mengeluarkan kata-kata kasar. Berkata baik disaat orang berkata kasar adalah bentuk komunikasi yang cerdas dan menunjukan kepribadian kita.
5.      Jangan Habiskan Energi kita. Sudahlah tak usah pusing-pusing kita untuk terus membicarakan pelaku Cyberbullying, Karena akan menghabiskan energi kita, mari kita kembali kepada jalan yang benar, jalan yang membangkitkan semangat kita untuk terus berprestasi dan berbagi untuk sama-sama memberikan motivasi.

Tidak ada komentar: