Sekarang ini berbagai macam masalah tengah melanda
dunia pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah kekerasan atau bullying
baik oleh guru terhadap siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Bentuk
kekerasan ini bukan hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga secara
psikologis. Kekerasan dapat terjadi di mana saja, termasuk di sekolah, tempat
bermain, di rumah, di jalan, dan di tempat hiburan. Bullying seolah-olah sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di zaman sekarang
ini. Maraknya aksi kekerasan atau bullying yang dilakukan oleh siswa di sekolah
semakin banyak menghiasi deretan berita di halaman media cetak maupun
elektronik.
Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi di
kalangan remaja. Kasus bullying biasanya menimpa anak sekolah. Pelaku bullying
akan mengintimidasi/mengejek kawannya sehingga kawannya tersebut jengkel. Atau
lebih parah lagi, korban bullying akan mengalami depresi dan hingga timbul rasa
untuk bunuh diri. Bullying harus dihindari karena bullying mengakibatkan
korbannya berpikir untuk tidak berangkat ke sekolah karena di sekolahnya ia
akan di bully oleh si pelaku. Selain itu, bullying juga dapat menjadikan
seorang anak turun prestasinya karena merasa tertekan sering di bully oleh
pelaku.
1. PENGERTIAN CYBER BULLYING
Bullying merupakan kata serapan dari bahasa
Inggris (bully) yang berarti menggertak atau mengganggu orang (pihak) yang lemah.
Bullying sebenarnya bukan hanya terjadi di lembaga pendidikan/sekolah, tetapi
juga di tempat kerja, masyarakat, bahkan komunitas virtual). Menurut Rigby
merumuskan bahwa bullying merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti, yang
diperlihatkan dalam aksi sehingga menyebabkan seseorang menderita. Aksi
tersebut dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok orang yang
lebih kuat dan tidak bertanggung jawab. Tindakan bullying dilakukan secara
berulang-ulang dan dengan perasaan senang.
Pakar lain menilai, bullying bukan hanya
sekedar keinginan untuk menyakiti orang lain. Ahli yang tak sepakat dengan
definisi tersebut di atas mengatakan, bahwa antara “keinginan untuk menyakiti
seseorang” dan “benar-benar menyakiti seseorang” adalah dua hal yang jelas berbeda.
Para ahli psikologi behavioral kemudian menambahkan, bahwa bullying merupakan
sesuatu yang dilakukan bukan sekedar dipikirkan oleh pelakunya, keinginan untuk
menyakiti orang lain dalam bullying selalu diikuti oleh tindakan negatif.
Sedangkan cyber adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai
untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online
(terhubung langsung). Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagai
peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser,
koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan
peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan
lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan cyberbullying adalah intimidasi sari seseorang
yang merupakan bentuk ungkapan pelecehan yang dilakukan melalui layanan
internet, email, chat room, kelompok diskusi, twister, face book, instagram,
whatshap dan lain-lain . bukan hanya itu cyber bullying juga bisa berupa
informasi video pribadi yang dapat menyakiti atau mempermalukan orang lain . Seiring dengan
perkembangan zaman, perkembangan teknologi pun semakin canggih. Anak-anak dan
remaja sekarang sudah mahir menggunakan teknologi dan mengakses internet.
Sosial media saat ini sedang digandrungi oleh remaja. Dengan aktif di sosial
media seorang anak bisa dinilai 'gaul' oleh anak lainnya. Emosi remaja masih
tergolong labil, sehingga kerap mengekspresikan diri dan tidak dapat mengontrol
dirinya, sampai bertindak bully terhadap temannya sendiri. Misalnya, menghina
atau mempermalukan teman sekolah melalui sosial media.
Anak-anak atau remaja yang melakukan cyber
bullying terhadap temannya terkadang tidak memikirkan apa dampak buruknya.
Orang yang ia ejek tersebut bisa kecewa, sedih, hingga merasa tertekan, dan
bisa menarik diri dari lingkungannya karena tidak punya rasa percaya terhadap
dirinya sendiri. Hal ini sangat merugikan dan membuat orang lain mendapatkan
efek negatif atas perbuatan cyber bullying.
2.
FAKTOR
PENYEBAB TERJADINYA PERILAKU BULLYING DI DUNIA MAYA
Penyebab
terjadinya cyberbullying ini bisa jadi karena dendam, kemarahan atau
perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku memang tidak punya pekerjaan, sedangkan
berbagai fasilitas yang berbau teknologi banyak tersedia disekeliling mereka
sehingga menyebabkan mereka iseng dan ingin mencari keributan. Atau bisa jadi,
pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyata termasuk golongan ‘tidak
dianggap’ atau tidak punya kekuatan atau berstatus sebagai korban. Dengan melakukan cyberbullying mereka
merasakan bagaimana rasanya jadi ‘orang yang berkuasa’. Berikut ini faktor terjadinya
bullying
a.
Memiliki
masalah pribadi
Salah satu pemicu seseorang menjadi
bully adalah karena memiliki masalah pribadi yang membuatnya tidak berdaya di
hidupnya sendiri. Pada anak-anak, penyebab seperti
perkelahian berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau adanya anggota
keluarga yang menjadi pecandu narkoba dan alkohol dapat memicu hal ini.
Sedangkan pada orang dewasa, masalah dengan pasangan juga bisa menjadi salah
satu pemicu munculnya perasaan tidak berdaya.
b.
Pernah
menjadi korban bullying
Beberapa
kasus menunjukkan bahwa pelaku bullying sebenarnya juga
merupakan korban bullying. Contohnya
seperti anak yang merasa di-bully oleh saudaranya di rumah,
kemudian anak tersebut membalas dengan cara mem-bully temannya di
sekolah yang ia anggap lebih lemah dari dirinya. Contoh lainnya adalah orang yang tertekan akibat bullying di kehidupan nyata dan
menggunakan internet serta dunia maya untuk menunjukkan bahwa dirinya juga
memiliki kekuatan dengan cara menyerang orang lain.
c.
Rasa iri
pada korban
Penyebab bullying selanjutnya
adalah karena rasa iri pelaku pada korban. Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang
sebenarnya sama istimewanya dengan sang pelaku. Pelaku bullying mengintimidasi
korban agar korban tidak akan lebih menonjol dari dirinya sendiri. Selain tidak ingin orang lain
menonjol, seseorang juga mungkin melakukan bullying untuk
menutupi jati dirinya sendiri. Contohnya seperti anak pintar yang tidak ingin
disebut ‘kutu buku’, sehingga ia lebih dulu menyebut temannya yang pintar
sebagai kutu buku.
d.
Kurangnya
pemahaman
Kurangnya pemahaman dan empati juga
dapat menimbulkan perilaku bullying. Ketika seorang anak melihat
anak lain berbeda dalam hal seperti ras, agama, dan orientasi seksual, karena
kurangnya pemahaman, maka mereka beranggapan bahwa perbedaan tersebut adalah
hal yang salah. Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda
tersebut sebagai sasaran adalah hal yang benar.
e.
Mencari
perhatian
Terkadang pelaku bullying tidak
menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke dalam penindasan, karena
sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari perhatian. Perilaku bullying
jenis ini adalah yang paling mudah untuk diatasi. Caranya adalah dengan
memberikannya perhatian yang positif sebelum pelaku mencari perhatian dalam
dengan cara yang negatif.
f.
Kesulitan
mengendalikan emosi
Anak yang kesulitan untuk mengatur
emosi dapat berpotensi menjadi pelaku bullying.
Ketika seseorang merasa marah dan
frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang lain bisa saja
dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan emosi, maka masalah kecil saja dapat
membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.
g.
Berasal
dari keluarga yang disfungsional
Tidak semua anak dari keluarga
disfungsional akan menjadi pelaku bullying, memang hal ini kerap terjadi.
Sebagian besar pelaku bullying adalah anak yang merasa kurang kasih sayang dan
keterbukaan dalam keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang
tuanya bersikap agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.
h.
Merasa bahwa bullying menguntungkan
Pelaku bullying akan tanpa sengaja
bisa terus melanjutkan aksinya karena merasa perbuatannya menguntungkan. Hal
ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan uang atau makanan dengan cara
meminta secara paksa pada temannya. Contoh lain adalah ketika pelaku bullying
merasa popularitas dan perhatian dari setiap orang padanya naik berkat
tindakannya tersebut.
i.
Kurangnya empati
Penyebab bullying selanjutnya adalah
karena kurangnya rasa empati. Ketika melihat korban bullying, mereka tidak
merasa empati pada apa yang dirasakan korban, sebagian mungkin justru merasa
senang ketika melihat orang lain rasa kesakitan. Semakin mendapatkan reaksi
yang diinginkan, semakin pelaku bullying senang melakukan aksinya.
Menurut Kowalski, Limber dan Agatston (2008), terdapat
beberapa alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan cyberbullying yaitu:
1. Sebagai wujud pembalasan atas
penindasan yang diterima cyberbullies sebelumnya.
2. Untuk mencari kesan yang keren dan
tangguh.
3. Dipicu rasa iri kepada orang lain
yang akan dijadikan target cyberbullying.
4. Cyberbullies memiliki kepribadian tertentu yang
memiliki perasaan senang untuk menyakiti
korbannya.
5. Menganggap cyberbullying sebagai
cara untuk menyatakan dominansi dan kekuasaannya.
6. Cyberbullies mendapatkan kepuasan karena cyber
bullying dilakukan sebagai cara untuk mengeluarkan agresifantasi
ketika online.
3.
JENIS-JENIS KEKERASAN DI RANAH ON LINE
a. Doxing
Mempublikasikan data personal orang lain. Doxing
adalah tindakan melacak identitas seseorang dari dunia maya(internet) yang
bertujuan untuk menyerang, mencari kelemahan seseorang dari dunia maya atau
maksud negatif lainnya. Bahaya doxing : 1) jadi bulan-bulanan bahan bullyian di
dunia maya, 2) jadi target persekusi
b. Cyber stalking
Menguntik di dunia maya, atau disebut juga pembuntutan
dunia maya. Cyber stalking adalah penggunaan media internet atau alat eletronik
untuk melecehkan seseorang, sekelompok orang, organisasi. Mungkin termasuk
tuduhan palsu, pemantauan, membuat ancaman, pencurian identitas, kerusakan pada
data atau peralatan, mengumpulkan data informasi dalam rangka untuk melecehkan
Ciri-cirinya adalah, 1) tuduhan palsu, 2) upaya
mengumpulkan informasi tentang korban, 3) mendorong orang lain untuk melecehkan
korban, 4) menuduh korban, 5) serangan terhadap data dan peralatan, 6) memesan
barang atas nama korban.
c. Reveng porn
Menyebar foto atau video dengan tujuan dendam yang
dibarengi intimidasi atau balas dendam
d. Cyber hacking
Adalah orang yang mempelajari menganalisa,
memodifikasi, menerobos masuk dalam komputer dan jaringan komputer, baik untuk
keuntungan atau motivasi oleh tantangan.
4.
TANDA-TANDA PERILAKU KORBAN BULLYING
Ada beberapa
tanda-tanda perilaku korban Bullying, yakni sebagai berikut :
a. Tidak
bahagia di sekolah dan malas bangun di pagi hari;
b. Merasa
cemas meninggalkan sekolah dan mengambil rute pulang ke rumah yang tidak biasa;
c. Mengeluh
tentang perasaan sakit di pagi hari tanpa tanda-tanda fisik, produktifitas
semakin memburuk disertai dengan berkurangnya minat di sekolah;
d. Menjadi
marah atau emosional untuk alasan sepele, Luka atau memar di tubuh di mana
penjelasan tidak benar-benar bisa dipercaya,
e. Buru-buru
ke kamar mandi ketika pulang ke rumah dan enggan untuk pergi keluar dan
bermain,
f. Membuat
pernyataan yang komentar dan menurunkan kemampuan diri (“saya ini tidak pantas
punya teman, atau saya ini bodoh”),
g. Menderita
sakit perut, sakit kepala, serangan panik, atau luka yang tidak dapat
dijelaskan,
h. Tidak
punya keterampilan sosial-emosional, tidak punya teman,
i.
Mengembangkan minat
yang tiba-tiba pada kegiatan pembelaan diri dan bergabung dengan klub bela
diri,
j.
Menjadi gelisah ketika
teman-teman di sekolah disebutkan,
k. Tidak
tampil seperti biasa dan merasa tak berdaya diri, kelihatan atau merasa sedih,
kesal, marah atau takut setelah mendapat panggilan telepon atau email,
l.
Memiliki konsep diri
yang rendah dan tampak tidak bahagia.
5.
DAMPAK PADA KORBAN BULLYING
Ada sejumlah dampak yang ditimbulkan oleh aksi
bullying. Bagi korban bullying, dampak yang dialaminya bukan hanya dampak fisik
tapi juga psikis. Dalam kasus-kasus yang ekstrim, dampak fisik bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka
panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being)
dan penyesuaian sosial yang buruk. Menurut Riauskina, ketika mengalami
bullying, korban merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal,
tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya
menghadapinya.
Dalam jangka
panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri
bahwa dirinya tidak berharga. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial juga muncul pada para korban. Mereka kemudian ingin pindah ke sekolah
lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada di sekolah
itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk
sekolah. Aksi bullying di sekolah dapat berdampak yang cukup serius, terutama
kepada anak yang menjadi korban aksi bullying. Efek bullying di antaranya:
1.
Depresi
2.
Rendahnya kepercayaan
diri / minder
3.
Pemalu dan penyendiri
4.
Prestasi akademik
merosot.
5.
Merasa terisolasi dalam
pergaulan
6.
Ingin mencoba untuk
bunuh diri
6.
BERIKUT INI 5 CARA CERDAS DAN BIJAK MENGHADAPI CYBERBULLYING :
1.
Belajar dari Kritikan dan
Cemoohannya. Terkadang ada sesuatu yang kita yakini benar dalam
hati bahwa kritikan yang disampaikan itu benar, walau terkadang mulut
menolaknya. Nah jika kritikan itu untuk kebaikan kita dan komunitas kita tentu
hal ini harus kita terima dengan bijak. Lalu jika itu bentuk cemoohan, sebagai
guru pembelajar maka kita bisa belajar dari cemoohannya yaitu dengan cara kita
tidak boleh melakukan hal yang sama, apalagi jika itu dilakukan dengan bahasa
yang kasar.
2.
Jangan Pedulikan.
Faktor yang menjadi pelaku Cyberbullying menjadi
Populer dalam sebuah komunitas seperti blog keroyokan adalah karena kita ulah
kita sendiri yang terus ikut meramaikan tulisan-tulisannya, padahal jika
tulisannya tidak di komentari maka sang tokoh Cyberbullying pun
akan tenggelam termakan waktu, karena dia akan merasa bosan ketika tulisannya
tidak dikomentari. begitu juga pengalaman saya ketika di bullying lewat telepon, saya tak pernah pedulikan
telepon dan smsnya, walalu dia terus melakukannya, toh tak membuat diri kita
pusing, yang pusing dan gelisah pasti yang mem-bullying kita.
3.
Berhentilah Berkomentar dan
menanggapinya. Komitmen untuk tidak berkomentar pada tulisan Cyberbullying kadang tidak bisa kita
hindari, karena kadang kita merasa jengkel atas tulisan-tulisannya yang
kemudian kita terbawa emosi dan habislah energi kita hanya untuk sebuah tulisan
yang tidak memberikan manfaat apa-apa untuk diri kita. Berhentilah untuk
berkomentar dan menanggapinya, karena itulah cara terbaik agar si pelaku Cyberbullying tenggelam.
4.
Tetap gunakan bahasa yang baik.
Jika pelaku Cyberbullying mengeluarkan
kata-kata kasar dalam tulisan atau komentar-komentarnya, maka kita harus tetap
menjadi diri kita sebagai pribadi yang berakhlak, jangan kemudian kita
mengikuti gaya-gaya komentarnya dan mengeluarkan kata-kata kasar. Berkata baik
disaat orang berkata kasar adalah bentuk komunikasi yang cerdas dan menunjukan
kepribadian kita.
5.
Jangan Habiskan Energi kita.
Sudahlah tak usah pusing-pusing kita untuk terus membicarakan pelaku Cyberbullying, Karena akan menghabiskan energi kita,
mari kita kembali kepada jalan yang benar, jalan yang membangkitkan semangat
kita untuk terus berprestasi dan berbagi untuk sama-sama memberikan motivasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar