Kamis, 13 Juni 2024

AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF NUR DINAWATI S.Pd CGP A 10 KELAS 001 SULSEL

 

 


 ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4 

IMPLEMENTASI BUDAYA POSITI

DI SEKOLAH MELALUI KEYAKINAN KELAS DI 

SMKN 1 SELAYAR 

Oleh : Nur Dinawati, S.Pd, Gr  Calon Guru Penggerak Angkatan 10

SMK Negeri 1 Selayar Sulawesi Selatan 

 

A. LATAR BELAKANG 

     Maksud pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala  kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan  dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota  masyarakat, dengan kata lain seorang pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau  hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya  (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak, ibarat seorang petani  yang menanam jagung misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat  memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air,  membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain  sebagainya.   

          Seorang anak bukanlah seperti kertas kosong (teori tabularasa oleh John Locke,  mengungkapkan bahwa anak lahir ibarat sebuah 'kertas kosong' yang mana  membutuhkan orang dewasa untuk mengisi dan mewarnainya) tetapi anak telah  membawa kekuatan kodrat dan potensi baiknya masing-masing yang masih bergaris  halus, seorang pendidik bertugas menebalkan garis tersebut, menuntun dan menguatkan potensi-potensi kebaikan yang dimiliki seorang anak. 


     Banyak cara atau metode yang dapat dilakukan seorang pendidik dalam  menuntun kekuatan kodrat anak “…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya  sama kewajibannya dengan  seorang pendidik) yang  menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun  tumbuhnya  padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah,  memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air,  membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu  hidup  tanaman padi dan lain sebagainya.”  maka seorang pendidik dapat melakukan hal  seperti itu melalui lingkup peran dan nilai sebagai seorang guru penggerak yaitu  berperan menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi,  mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan  kepemimpinan murid.  Utamanya peran kepemimpinan pembelajaran agar mampu  mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistic, aktif dan proaktif dalam  mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang  berpusat kepada peserta didik (merdeka belajar) serta menjadi teladan dan agen  transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.  Tentunya dalam menjalankan peran tersebut seorang guru harus mempunyai nilai-nilai  keberpihakan pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif. 

  Dimensi profil Pancasila meliputi 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha  Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5)  Bernalar kritis; 6) Kreatif. Dimensi tersebut merupakan suatu karakter yang sangat  dibutuhkan oleh insan Indonesia sebagai tujuan pendidikan nasional sehingga  menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat di mata dunia. 

     Dimensi profil pelajar Pancasila merupakan budaya positif yang harus tumbuh  menjadi karakter semua warga sekolah. Karakter budaya positif tersebut  dapat  terwujud apabila diterapkan disiplin positif . Menurut KHD “dimana ada kemerdekaan,  disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline”  yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama  saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain  mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang  merdeka.  

  Budaya Positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan- kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi  pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Diperlukan perubahan  paradigma yaitu melakukan perubahan positif mulai dari diri kita sendiri (guru) yang  menjadi tauladan dan menciptakan suasana kelas yang nyaman, kondusif, indah, bersih,  meyenangkan dalam mendukung proses belajar mengajar 

  Upaya dalam menanamkan budaya positif di sekolah, guru memiliki peran sentral  yaitu posisi kontrol guru sebagai manajer dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa  membentuk budaya positif. Guru juga berperan sebagai motivator dan inspirator dalam 

menumbuhkan budaya positif sehingga nantinya guru akan menjadiing ngarsa sung  tuladha” dan menjadi agen transformasi perubahan. Dalam menciptakan budaya  positif, guru tentunya harus bekerjasama / kolaborasi dengan ekosistem sekolah dalam  hal ini kepala sekolah, rekan-rekan guru dan juga murid serta melibatkan orangtua dan  masyarakat sekitar.  

 

B. TUJUAN 

1. Menumbuhkan budaya positif dengan menanamkan nilai kebajikan dan keyakinan 

dan kesepakatan kelas yang sudah di buat 

2. Menumbuhkan nilai - nilai Profil pelajar pancasila pada diri peserta didik dalam 

proses pembelajaran 

3. Memahami konsep posisi control sebagai pendidik 

4. Memahami konsep kebutuhan dasar manusia 

5. Memahami penerapan segitiga restitusi 

6. Meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri murid untuk mengemukakan 

pendapat mengenai gambaran kelas yang diinginkan  

7. Menumbuhkan motivasi intrinsik murid 

8. Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid 

9. Menumbuhkan budi pekerti yang baik (tanggung jawab, disipilin, dan komitmen) 
10. Mengajarkan murid mencari solusi dari suatu permasalahan 

 

C. TOLOK UKUR 

1. Peserta didik mampu membuat kesepakatan dan keyakinan kelas sesuai dengan 

nilai - nilai Profil Pelajar Pancasila 

2. Peserta didik mampu menjalankan kesepakatan yang telah dibuat dengan penuh 

tanggung jawab 

3. Peserta didik mampu menentukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya 

4. Peserta didik mampu menunjukkan perubahan perilaku sebagai pembelajaran atas 
masalah yang pernah dihadapinya 

5. Peserta didik dan guru mampu melaksanakan budaya positif (keyakinan kelas dan 
segitiga restitusi) secara konsisten 

 

D. LINIMASA TINDAKAN 

  • Meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan sosialisasi 
  • Melakukan sosialisasi kepada warga sekolah terkait budaya positif, kesepakatan 
  • kelas dan Profil pelajar Pancasila 
  • Menjelaskan pengertian dan manfaat kesepakatan kelas 
  • Guru berkolaborasi dengan peserta didik membuat kesepakatan (keyakinan) kelas 
  • Menumbuhkan dan menanamkan pembiasaan nilai - nilai Profil Pelajar Pancasila
  • Menjadikan kesepakatan kelas menjadi pembiasaan positif dan aksi nyata di kelas 
  • atau di lingkungan sekolah 
  • Memasang keyakinan kelas 
  • Mempraktikkan segitiga restitusi 
  • Menerapkan keyakinan dan restitusi secara berkelanjutan dan konsisten 

 

E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN 

  1. Kerja sama Orang tua di rumah sebagai lingkungan pertama untuk menerapkan budaya positif siswa 
  2. Warga sekolah sebagai teladan dalam menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah 
  3. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan budaya positif disekolah 
  4. Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan untuk dapat Bersama-sama berupaya konsisten dalam menerapkan budaya positif 

 

F. DESKRIPSI AKSI NYATA 

Untuk dapat terlaksana aksi nyata ini langkah pertama yang kami lakukan adalah kami 

menyampaikan rencana Diseminasi Budaya Positif yang diajukan oleh CGP SMK Negeri 1 Selayar. Selanjutnya kami mempersiapkan kegiatan diseminasi yang meliputi, materi dalam  bentuk power point, undangan, daftar hadir, dan lain – lain. Kami juga melakukan koordinasi  dengan tim terkait diantaranya tim sarana prasarana, tim multimedia, tim konsumsi, dan lain  lain. Sasaran Diseminasi Budaya Positif ini adalah Bapak Ibu Guru Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Negeri 1 Selayar sejumlah 76 orang dan dihadiri oleh Ibu Wakasek Humas SMK Negeri 1 Selayar. 

Kegiatan Diseminasi Budaya Positif dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Juni 2024 dan  dihadiri oleh kepala sekolah dan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam sambutannya, kepala sekolah menyampaikan bahwa Diseminasi Budaya Positif merupakan  kegiatan berbagi praktik baik yang dilakukan oleh CGP SMK Negeri 1 Selayar. Yang harapannya dapat mengimplementasikan Budaya Positif di SMK Negeri 1 Selayar. Kepala  Sekolah juga menyampaikan akan terus mendukung apabila ke depannya kami dari CGP  akan ada kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pengembangan pembelajaran. Peserta  seminar antusias menyimak materi seminar hingga seluruh materi selesai disampaikan oleh   CGP Angkatan 10 dari SMK Negeri 1 Selayar 

 

G. HASIL DARI AKSI NYATA 

Rangkaian kegiatan Aksi Nyata dalam Diseminasi Budaya Positif yang dilakukan oleh  CGP SMK Negeri 1 Selayar menghasilkan pemahaman dari pendidik dan tenaga pendidik  di sekolah mengenai implementasi Budaya Positif di sekolah, khususnya dalam penyusunan keyakinan kelas dan restitusi. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang  nyaman dan menyenangkan serta berpihak pada murid. 

 

 

H. PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT DARI AKSI NYATA 

 

Hal yang kami dapatkan dalam kegiatan Diseminasi Budaya Positif adalah kolaborasi. Kami CGP dari SMK Negeri 1 Selayar sebanyak 4 orang terus bekerja sama dan berkolaborasi untuk dapat terlaksananya kegiatan Diseminasi ini. Yang harapan kedepannya kami juga dapat berkolaborasi dengan semua stakeholder sekolah untuk terus  dapat mengimplementasikan Budaya Positif di SMK Negeri 1 Selayar.  

Seluruh warga sekolah harus terus berkolaborasi dalam mewujudkan visi dan misi  sebagai prakarsa perubahan dalam menguatkan karakter positif dalam mencetak generasi  yang berjiwa Profil Pelajar Pancasila 

 

I. RENCANA PERBAIKAN 


menyenangkan dan berpihak pada siswa demi dapat “menuntun” siswa agar dapat berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zama.  Besar harapan kami akan terus adanya perbaikan dalam mengimplementasikan Budaya  Positif di sekolah. Kami terus melakukan kolaborasi bersama Kepala Sekolah, teman CGP  SMK Negeri 1 Selayar dan seluruh Bapak Ibu guru SMK Negeri 1 Selayar, mengikuti pelatihan serta belajar mandiri dari berbagai sumber terkait pengembangan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Serta berupaya terus dapat mengimplementasikan Budaya Positif  di sekolah melalui keyakinan kelas demi terwujudnya visi dan misi dalam mencetak generasi  yang berjiwa profil pelajar pancasila. 







 






Tidak ada komentar: